Senin, 20 September 2010

Kumpulan Seni budaya Pekalongan,Jawa Tengah

Seni Budaya Kota Pekalongan
         
1.       K H O U L
Khoul adalah upacara keagamaan yang diselenggarakan setiap tanggal 14 sya'ban (ruwah) setahun sekali untuk mengenang/ mengingat jasa- jasa Habib Akhmad bin Abdullah bin Tholib Al Athas, semasa hidupnya merintis penyebaran agama islam di jawa.

2.       PANTAI PASIR KENCANA
Taman rekreasi dan hiburan Pantai Wisata Pasir Kencana merupakan tempat bersantai sembari menghirup udara pantai. Dengan perahu pasiar para pengunjung dapat menikmati keindahan serta kesejukan Pantai Wisata Pasir Kencana serta cocok untuk rekreasi bersampan dan memancing dengan perahu pesiar yang siap melayaninya.
Terletak berbatasan dengan Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) yang terkenal dan terbesar di Pantai Utara Jawa, dengan jarak tempuh 4,5 Km dari Kota/Stasiun Kereta Api. Pantai yang berdekatan dengan muara pelabuhan, di sini Pengunjung bisa menyaksikan bermacam-macam kapal nelayan Tradisional maupun modern dari segala bentuk serta arus keluar masuknya kapal. Sangat cocok dan menyenangkan untuk rekreasi; bersampan dan memancing dengan perahu pesiar yang siap melayani.
Tersedia fasilitas : Mainan anak-anak, panggung terbuka, areal parkir, Musholla, MCK dan mandi bilas.
Dapat menyaksikan timbul dan terbenamnya matahari. Luas 3,5 Ha tidak jauh dari Pantai Pasir Kencana, kira – kira sejauh  500 m kearah barat, wisatawan dapat menikmati hidangan  ikan bakar di Rumah Makan Pantai Sari atau Rumah Makan Wiroto, sambil menikmati suasana gelombang air laut dan semilirnya angin pantai. Masih ada potensi Pantai Pasir Kencana kearah barat, yaitu terdapat Krematorium,  Pura dan tambak. Pada hari libur sekitar kawasan ini juga merupakan kawasan pariwisata yang banyak dikunjungi.

3.       Lopisan
Syawalan / krapyakan / lopisan adalah upacara adat bagi umat Islam yang berada di Pekalongan dan sekitarnya untuk menyaksikan pemotongan LOPIS RAKSASA yang mempunyai ukuran diameter 150 cm, berat 185 kg dan tinggi 110 cm,diselenggarakan 1 minggu setelah Hari Raya Idul Fitri. oleh Walikota / Pejabat Muspida.
Perlu diketahui bahwa, Tradisi Syawalan yang rutin dilakukan oleh masyarakat Kota Pekalongan ini sudah dimulai sejak 130-an tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1855 M. kali pertama yang mengelar hajatan  Syawalan ini adalah KH. Abdullah Sirodj yang merupakan keturunan dari Kyai Bahu Rekso.
Adapun silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut : KH Abdullah Sirodj putera RA Martoloyo putera Amir Zahid putera Amir Sulaiman putera R Tjondrodimerto putera R Surodimejo putera Kyai Bahu Rekso putera Kyai Ageng Tjempaluk putera Pangeran Nowo putera pangeran Haryo Mangor putera Waliyullah Abdul Muhyi Pamijahan.
Beliau wafat di Magelang sedang makam beliau terletak dikompleks pemakaman Masjid Payaman Magelang, yang hingga kini makamnya masih banyak dikunjungi peziarah dari segenap penjuru tanah air, khususnya Jawa Tengah, baik pagi, siang, sore ataupun malam hari sepanjang tahun.
Adapun Khoulnya bertepatan dengan Syawalan disini (Kota Pekalongan); yaitu tanggal 8 Syawal tahun hijriyah.
Kembali pada pokok permasalahan, pada tanggal 8 Syawalnya, masyarakat Krapyak berhari raya kembali setelah berpuasa 6 hari, dalam kesempatan ini, merekapun membuat acara ‘open house’ menerima para tamu baik dari manca desa maupun manca kota. Hal ini diketahui oleh masyarakat diluar krapyak, sehingga merekapun tidak mengadakan kunjungan silaturahmipada hari-hari antara tanggal 2 hingga 7 dalam bulan Syawal, melainkan berbondong-bondong berkunjung pada tanggal 8 Syawal.
Yang demikian ini berkembang luas, bahkan meningkat terus dari masa ke masa sehingga terjadilah tradisi Syawalan seperti sekarang ini. Demikianlah asal mulanya terjadi Syawalan.
Sedikit tentang mengapa beliau wafat dan dikebumikan di Magelang : Kota Pekalongan, tepatnya Krapyak ini, beliau pernah mendirikan suatu organisasi untuk menggembleng para pemuda, baik jasmani maupun rohani mereka guna menghadapi penjajah Belanda, organisasi tersebut bernama WAROQOTUL ISLAM. Namun sayang seribu sayang, baru ditengah perjalanan, hal terendus oleh penjajah Belanda dan tak ayal pemerintahan Belanda memerintahkan untuk menangkap KH Abdullah Sirodj hidup atau mati.
Oleh para santrinya, beliau diamankan di Magelang. Ditempat pengungsian ini beliau meraih berbagai kesuksesan diberbagai bidang. Dan pada gilirannya beliau dipinang untuk dijadikan menantu oleh Bupati Magelang pada saat itu dan dijadikan sebagai kepala RAT Igama (sekarang Kepala Kantor Departemen Agama).
Akhirnya beliau wafat di Magelang. Semasa hidupnya KH Abdullah Sirodj akrab dipanggil dengan sebutan Mbah Agung Sirodj. ( Sumber Kantor Pariwisata & Kebudayaan )

4.       Legenda Dewi Lanjar
Dewi Lanjar sampai sekarang masih merupakan legenda yang hidup didalam masyarakat dan masih berpengaruh dalam jiwa masyarakat terutama di Pekalongan. Dalam segala peristiwa sering kali dihubungkan dengan Dewi Lanjar, apabila ada anak yang sedang bermain-main dipantai hilang tentu mereka berpendapat bahwa si anak itu dibawa Dewi Lanjar. Dan bilamana dapat diketemukan kembali tentulah si anak menyatakan dirinya tersesat disuatu daerah atau suatu kraton yang penghuni-penghuninya juga seperti kita-kita ini. Mereka mempunyai kegiatan membatik, berdagang, menukang, nelayan dan lain-lain yang tidak ubahnya seperti didalam kota saja. Daerah tersebut dikuasai oleh seorang Putri yang cantik ialah Dewi Lanjar.
Diceritakan pada jaman dahulu di suatu tempat Kota Pekalongan hiduplah seorang putri yang sangat cantik jelita, sampai sekarang masih menjadi pembicaraan penduduk, tempat yang terkenal dengan nama Dewi Rara Kuning. Adapun tempat tinggalnya tiada dapat diketahui secara pasti.
Dalam menempuh gelombang hidupnya Dewi Rara Kuning mengalami penderitaan yang sangat berat, sebab dalam usia yang sangat muda ia sudah menjadi janda. Suaminya meninggal dunia setelah beberapa waktu melangsungkan pernikahannya. Maka dari itulah Dewi Rara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. ( Lanjar sebutan bagi seorang perempuan yang bercerai dari suaminya dalam usia yang masih muda dan belum mempunyai anak ). Sejak ditinggal suaminya itu Dewi Lanjar hidupnya sangat merana dan selalu memikirkan suaminya saja. Hal yang demikian itu berjalan beberapa waktu lamanya, tetapi lama kelamaan Dewi Lanjar sempat berpikir kembali bahwa kalau dibiarkan demikian terus akan tidak baik akibatnya. Maka dari itulah ia kemudian memutuskan untuk pergi meninggalkan kampung halamannya, merantau sambil menangis hatinya yang sedang dirundung malang.
Tersebutlah, perjalanan Dewi Lanjar sampai disebuah sungai yaitu sungai Opak. Ditempat ini kemudian bertemu dengan Raja Mataram bersama Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa ngapung diatas air di sungai itu. Dalam pertemuan itu Dewi Lanjar mengutarakan isi hatinya serta pula mengatakan tidak bersedia untuk menikah lagi. Panembahan Senopati dan Mahapatih Singoranu demi mendengar tuturnya tergaru dan merasa kasihan. Oleh karena itu dinasehatinya agar bertapa di Pantai Selatan serta pula menghadap kepada Ratu Kidul. Setelah beberapa saat lamanya, mereka berpisahan serta melanjutkan perjalanan masing-masing, Panembahan dan Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak sedangkan Dewi Lanjar pergi kearah Pantai Selatan untuk menghadap Ratu Kidul.
Dikisahkan bahwa Dewi Lanjar sesampainya di Pantai Selatan  mencari tempat yang baik untuk bertapa. Karena ketekunan dan keyakinan akan nasehat dari Raja Mataram itu akhirnya Dewi Lanjar dapat moksa ( hilang ) dan dapat bertemu dengan Ratu Kidul.
Dalam pertemuan itu Dewi Lanjar memohon untuk dapat menjadi anak buahnya, dan Ratu Kidul tiada keberatan. Pada suatu hari Dewi Lanjar bersama jin - jin diperintahkan untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu yang sedang membuka hutan Gambiren ( kini letaknya disekitar jembatan anim Pekalongan dan desa Sorogenen tempat Raden Bahu membuat api ) tetapi karena kesaktian Raden Bahu, yang diperoleh dari bertapa Ngalong  ( seperti Kalong / Kelelawar ); semua godaan Dewi Lanjar dan jin - jin dapat dikalahkan bahkan tunduk kepada Raden Bahu. Karena Dewi Lanjar tiada berhasil menunaikan tugas maka ia memutuskan tidak kembali ke Pantai Selatan, akan tetapi kemudian memohon ijin kepada Raden Bahu untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan. Oleh Raden Bahu disetujui bahkan pula oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai utara Jawa Tengah terutama di Pekalongan. Konon letak keraton Dewi Lanjar terletak dipantai Pekalongan disebelah sungai Slamaran.

5.       Pantai Slamaran Indah
Obyek wisata SLAMARAN INDAH merupakan Daerah pesisir yang bisa memberikan rasa sejuk dan nyaman. Dengan legenda DEWI LANJAR sebagai RATU PANTAI UTARA Pekalongan, konon memiliki paras yang cantik jelita tiada bandingan.
Terletak disebelah timur Pantai Pasir Kencana dibatasi oleh muara Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP); dapat dicapai lewat muara pelabuhan dengan perahu pesiar dan lewat darat 5 Km dari kota/terminal bus.
Fasilitas yang tersedia : Tempat parkir cukup, masih berupa hutan pantai yang alami, bisa menikmati terbit dan terbenamnya matahari dengan suasana yang indah, dengan luas 7 Ha. Cocok bagi anda yang mempunyai jiwa natural.

6.       SIMTUDORROR
Merupakan kesenian tradisional yang bernafaskan Islam dengan menggunakan Rebana dan Jidor sebagai alat musiknya.
Kesenian ini beranggotakan antara 15 orang - 20 orang, dengan diiringi musik mereka melantunkan puji-pujian atau sholawatan sebagai ungkapan syukur dan permohonan keselamatan dunia dan akhiran pada Allah SWT. Kesenian ini biasa digunakan pada saat pembukaan acara khajatan atau selamatan yang diselenggarakan oleh warga masyarakat Kota Pekalongan yang terkenal dengan ketaatannya dalam menjalankan perintah Agama.

7.       TARI SINTREN
Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Pekalongan dan sekitarnya, Sintren adalah sebuah tarian yang berbau mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dan Sulandono. Tersebut dalam kisah bahwa Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari.
Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Kir Baurekso, akhirnya R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan diantara keduanya masih terus berlangsung melalui alam goib. Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ketubuh Sulasih, pada saat itu pula R. Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara Sulasih dan R. Sulandono.   Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari betul-betul masih dalam keadaan suci (perawan). Sinteren diperankan seorang gaadis yang masih suci, dibantu oleh pawangnya dan diiringi gending 6 orang sesuai Pengembangan tari sintren sebagai hiburan budaya maka dilengkapi dengan penari pendamping dan bador (lawak).
Didalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, Si pawang (dalang) sering mengundang Rokh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bilamana hal itu dapat berhasil maka pemain Sintren akan kelihatan lebih cantik dan dalam membawakan tarian lebih lincah dan mempesonakan.

8.       SENI MEMBATIK
Batik Pekalongan terkenal di seluruh dunia, diantaranya motif  jlamprang, Cuwiri, Garuda Madep, Galaran. Batik Pekalongan mempunyai ciri tersendiri didalam segi motif ataupun warnanya. Warna atau motif batik Pekalongan banyak berpengaruh gaya dan motif Cina.

6 komentar :

Unknown mengatakan...

Sekedar masukan untuk silsilah KH Abdullah Sirodj yang ada pada catatan keluarga kami sbb:

Adam AS
Syayts
Anwasy
Qinan
Azda
Akhnukh (Idris AS)
Mutawasysyalikh
Lumka
Nuh AS
Sam
Arfakhsyad
Syalikh
‘Abar (Hud AS)
Faligh
Ar’us
Asyu’
Nahur
Tarikh
Ibrahim AS
Ismail AS
Qaidar
Jamil
Nabat
Yasyhab
Hamyasa’
Udada
Adda
‘Adnan
Ma’da
Nazzar
Mudhar
Ilyas AS
Mudrikah
Khuzaimah
Kinanah
Nadhar
Malik
Fahr
Ghalib
Luay
Ka’b
Murrah
Kilab
Qushay
Abdil Manaf
Hasyim
Abdil Muththalib
Abu Tholib
Sayyidatina Fathimah RA + Sayyidina 'Aly RA
Sayyidina Husain RA
Aly Zainal Abidin
Muhammad Al Bagir
Ja'far Asshodiq
Aly Al Uraidhi
Muhammad Naqib
Isa Arrumi
Ahmad Al Muhajir
Ubaidillah (Abdullah)
Alwi Awwal
Muhammad Sahibus Saumiah
Alwi ats-Tsani
Ali Khali' Qasam
Muhammad Shahib Mirbath
Alwi Ammi al-Faqih
Abdul Malik (Ahmad Khan)
Abdullah (al-Azhamat) Khan
Ahmad Syah Jalal
Jamaluddin Akbar al-Husain (Maulana Akbar)(Jamaluddin Al Husain)
Maulana Malik Ibrahim (Ibrahim Akbar) Sunan Gresik
Maulana Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel)
Abdul Muhyi (Waliyullah Abdul Muhyi Pamijahan)
Abdullah (Pangeran Haryo Mangor)
Ahmad
Alwy (Pangeran Nowo)
Maulana Muhammad (Kyai Ageng Tjempaluk)
Bihailladiin (Kiai Bahurekso)
Ahmad (R. Surodimejo)
Muhammad (R. Tjondrodimerto)
Amir Sulaiman
Amir Husain
Amir Zahid
R. Abdurrohiim Martoloyo (Yang Sekolah di Mesir)
KH Abdullah Sirodj
Muhammad Munshorif + Muhammad Mu'min + Muhammad Munfadhil

Wassalam,
MSH

Surya Wisata mengatakan...

terima kasih..

www.ljawibatik.com mengatakan...

mas sabiq bisa minta no telpon mas? atau mas hubungi saya ya, sangat penting mas, menyangkut mas banget. Ini no telpon saya 0812 1555 346. Hubungi saya ya mas. Hormat saya
Abdul wahab

Unknown mengatakan...

makasii sangat bermanfaat

Unknown mengatakan...

terima kasih sangat bermanfaat dan membantu

Anonim mengatakan...

Boleh minta kontak untuk bisa mengetahui lebih lanjut silsilah mbah kyai abdullah sirodj

Posting Komentar